Freedom For Me

Senin, 26 Oktober 2009

Kesehatan

WASPADALAH


1. BEKAS BOTOL AQUA
Mungkin sebagian dari kita mempunyai kebiasaan memakai
ulang botol plastik (Aqua, VIT, etc) dan menaruhnya di mobil
atau di kantor. Kebiasaan ini tidak baik, karena bahan plastic
botol (disebut juga sebagai polyethylene terephthalate or PET)
yang dipakai di botol2 ini mengandung zat2 karsinogen (atau
DEHA). Botol ini aman untuk dipakai 1-2 kali saja, jika anda
ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu,
dan harus ditaruh di tempat yang jauh dari matahari. Kebiasaan
mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat
karsinogen itu bisa masuk ke air yang kita minum. Lebih baik
membeli botol air yang memang untuk dipakai ber-ulang2, jangan
memakai botol plastik.


2. PENGGEMAR SATE (Makanan yg di bakar/asap)
Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya.
Karena ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari
hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Untuk
itu kita punya obatnya yaitu timun yang disarankan untuk
dimakan setelah makan sate. Karena sate mempunyai zat
Karsinogen (penyebab kanker) tetapi timun ternyata punya anti
Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun setelah makan sate.


3. UDANG DAN VITAMIN C
Jangan makan udang setelah Anda makan Vitamin C. Karena
ini akan menyebabkan keracunan dari racun Arsenik (As) yang
merupakan proses reaksi dari Udang dan Vitamin C di dalam
tubuh dan berakibat keracunan yang fatal dalam hitungan jam.


4. MIE INSTAN
Untuk para penggemar mi instan, pastikan Anda punya selang
waktu paling tidak 3 (tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi mi
instan, jika Anda akan mengkonsumsinya lagi, dari informasi
kedokteran, ternyata terdapat lilin yang melapisi mi instan.
Itu sebabnya mengapa mi instan tidak lengket satu sama lainnya
ketika dimasak. Konsumsi mie instan setiap hari akan
meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti kanker.
Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir tidak punya
waktu lagi untuk memasak, sehingga diputuskannya untuk
mengkonsumsi mi instan setiap hari. Akhirnya dia menderita
kanker. Dokternya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena
adanya lilin dalam mi instan tersebut. Dokter tersebut
mengatakan bahwa tubuh kita memerlukan waktu lebih dari 2
(dua) hari untuk membersihkan lilin tersebut.


5. BAHAYA DIBALIK KEMASAN MAKANAN
Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-
hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan
hanya sekadar bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai
"pelindung" makanan. Sebetulnya tidak tepat begitu, tergantung
jenis bahan kemasan. Sebaiknya mulai sekarang Anda cermat
memilik kemasan makanan. Kemasan pada makanan mempunyai fungsi
kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi, dan
informasi. Ada begitu banyak bahan yang digunakan sebagai
pengemas primer pada makanan, yaitu kemasan yang bersentuhan
langsung dengan makanan. Tetapi tidak semua bahan ini aman
bagi makanan yang dikemasnya. Inilah ranking teratas bahan
kemasan makanan yang perlu Anda waspadai :


A. Kertas.
Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan
majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan,
terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang
ditentukan. Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui
saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran
darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain,
seperti: ginjal, hati, otak, saraf dan tulang. Keracunan
timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu
pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan) ...
Keracunan yang terjadipun bisa bersifat kronis dan akut. Untuk
terhindar dari makanan yang terkontaminasi logam berat timbal,
memang susah-susah gampang. Banyak makanan jajanan seperti
pisang goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus
dengan koran karena pengetahuan yang kurang dari si penjual,
padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya
timbal makanan tsb. Sebagai usaha pencegahan, taruhlah makanan
jajanan tersebut di atas piring.


B.Styrofoam
Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi
salah satu pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan.
Tetapi, riset terkini membuktikan bahwa styrofoam diragukan
keamanannya. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren ini
menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran
dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu,
bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin
tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan
keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta
ringan. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah
Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan
sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine
disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat
adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi
manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar