Freedom For Me

Selasa, 23 November 2010

Lagu-lagu sesat

Anda mungkin sering mendengar dan menyanyikan lagu anak-anak, baik Anda saat masih kecil atau bernyanyi untuk anak Anda. Ternyata lagu anak-anak yang populer banyak mengandung kesalahan, mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi. Berikut buktinya:

lagu anak indonesia

1. “Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!” Perhatikan warna-warna kelima balon tsb., kenapa tiba2 muncul warna hijau ? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5!

2. “Aku seorang kapiten… mempunyai pedang panjang… kalo berjalan prok..prok.. prok… aku seorang kapiten!” Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) . Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi : “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)… kalo berjalan prok..prok.. prok..” nah, itu baru klop! jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : “mempunyai pedang panjang… kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.. atau srek.. srek.. srek..” itu baru sesuai dg kondisi pedang panjangnya!

3. “Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..” Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!
4. “Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali.. kiri kanan kulihat saja.. banyak pohon cemara.. 2X” Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!

5. “Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung .. Surabaya .. bolehlah naik dengan naik percuma.. ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama” Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur Jakarta- Bandung dan Jakarta-Surabaya!

6. “Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2 sepanjang hari dg tak jemu2.. mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li..” Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit..! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang, bukan burung!

7. “Pok ame ame.. belalang kupu2.. siang makan nasi, kalo malam minum susu..”
Ini jelas lagu dewasa dan untuk konsumsi anak2! karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu!

8. “nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk”
Anak2 indonesia diajak tidur dgn lagu yg “mengancam”

9. “Bintang kecil dilangit yg biru…”
Bintang khan adanya malem, lah kalo malem bukannya langit item?

10. “Ibu kita Kartini…harum namanya.”
Namanya Kartini atau Harum?

11. “Pada hari minggu ku turut ayah ke kota. naik delman istimewa kududuk di muka.”
Nah,gak sopan khan..

12. “Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun kita…”
kalo mau nanam jagung, ngapain nyangkul dalam-dalam.

KO Ferguson

Inilah, Pria yang Pernah Memukul KO Alex Ferguson


Sir Alex Ferguson ditakuti semua pemain? Semua sudah tahu. Tetapi tak banyak yang tahu jika ada satu pemain yang berani mendaratkan pukulan yang membuat sang pelatih terjengkang.

Ferguson dikenal dengan ‘hairdryer treatment’-nya, alias pendekatan dengan gaya berapi-api yang kerap membuat panas kuping para pemain. Ia pernah membuat pelipis David Beckham berdarah saking panasnya.

Namun 25 tahun lalu, tak semua pemain terima dengan sikap Fergie. Adalah Frank McDougall, penyerang legendaris Skotlandia dan Aberdeen, klub yang ditangani Ferguson saat itu, salah satunya.

Fergie berang karena McDougall secara sepihak menyatakan dirinya fit dan memaksa main di pertandingan Piala Skotlandia tahun 1985, padahal masih mengalami cedera. Hal tersebut membuatnya terkapar di lapangan dan terpaksa diganti setelah hanya beberapa menit.

Hari berikutnya, seperti tercantum dalam otobiografi mcDougall, McDou-GOAL! The Frank McDougall Story’, Ferguson mengumpulkan semua pemain di tempat latihan dan mulai meluapkan amarahnya.

“Hanya dalam beberapa detik, Fergie sudah ada di muka saya,” ungkap sang pemain. “Tak mungkin lebih dekat lagi. Sebenarnya saya sangat menghormatinya, tetapi ada beberapa situasi yang memaksa Anda beraksi dulu baru berpikir kemudian.”

“Hanya salahnya, saya sedang tidak berada di jalanan di Glasgow, asal saya. Saya sedang ada di tempat kerja saya dan yang di depan muka saya adalah bos saya. Tetapi dia benar-benar keterlaluan dan saya tak bisa lagi menahannya.”

“Saya murka. Kejadiannya bukan seperti adu pukul, lebih seperti saya yang memukuli dia. Saya memukulnya di sisi wajahnya dan dia terjatuh seperti satu ton batu bata. Dari semua kebodohan yang telah saya lakukan, ini adalah yang paling bodoh.”

“Saya memandangi tangan saya dan kemudian memandang ke bawah ke bos saya. Sepertinya dia terjatuh ke tanah dalam gerak lambat. Tetapi kemudian langsung bangkit seolah-olah terjatuh ke sebuah trampolin. Setelah itu ia mulai berteriak.”

“Dia melihat kepada salah satu pelatih kami, Teddy Scott, tetapi berteriak kepada saya. ‘F*** off Mc Dougall, get to f*** back to Glasgow (McDougall keparat, kembalikan dia ke Glasgow). Kemudian dia menyuruh Teddy ‘Bawa dia pergi dari sini. Dia sudah tamat!’” ujarnya.

“Saya benar-benar merasa mual di perut saya. Keringat jagung menetes dari alis saya dan saya 100 persen yakin sudah mengacaukannya.”

Scott kemudian yang mendamaikan keduanya dan, setelah McDougall meminta maaf kepada Ferguson, dia kembali ke tim.

Fergie bahkan mengucapkan pujiannya dalam buku McDougall, yang mencetak 104 gol dari 207 pertandingan di Clydebank, St Mirren dan Aberdeen. Ia pensiun tahun 1987 pada usia 29 tahun karena masalah punggung.